http://radarlampung.co.id/
Sembilan Imigran Kabur dari Penampungan
|
Hebatnya, pelarian ini merupakan pelarian kali kedua. Sebelum ditangkap petugas Polsek Natar, Lampung Selatan, para imigran gelap itu terlebih dahulu sukses memperdayai petugas Kantor Imigrasi (Kanim) Provinsi Bengkulu. Mereka kabur dari Kanim Bengkulu setelah memecahkan kaca ventilasi. Selanjutnya, mereka turun dengan cara menyambung baju dan dijadikan tali untuk menuruni bangunan Kanim setinggi 13 meter itu.
Kesembilan warga negara asing (WNA) yang kabur dari tempat penampungan adalah Amzad Ali (25), Malik (43), Basharat (42), Sajjad Ali (16), Sajjid Husen (17), Maqbul Husain (17), Hamida (23), Ramsyan (40), dan Yakub (33).
Danial, salah satu penjaga asrama penampungan para imigran gelap itu, menduga, mereka kabur dengan cara meloncati tembok belakang asrama. Penjaga asrama sendiri baru mengetahui aksi pelarian itu sekitar pukul 05.00 WIB. ’’Kami tahunya sekitar pukul 05.00 WIB. Waktu kami bangun tidur, nampaknya, mereka kabur dengan cara melompat dari tembok belakang asrama setelah sempat merusak kunci pintu kamar asrama. Makanya, pintu kamar itu rusak,” ujarnya saat ditemui di asrama kemarin.
Terpisah, Kepala Seksi Pengawasan dan Penindakan Imigran Kanim Kelas I Bandarlampung Syahferi membenarkan peristiwa itu. Secara tersirat, Syahferi mengakui para imigran memanfaatkan kelengahan penjagaan oleh petugas. Namun, Syahferi juga menengarai ada campur tangan para penyelundup imigran yang sebelumnya sudah mengantarkan mereka keluar dari Provinsi Bengkulu.
Dia menerangkan, pihak Imigrasi Lampung akan berkoordinasi dengan pihak Polda Lampung untuk melakukan pengejaran. ’’Tempat penampungan di sini (Imigrasi, Red) sudah banyak, makanya meminta aparat kepolisian dapat mengungkap sindikat para smuggler yang membawa pelarian para imigran gelap supaya dapat menekan tingkat penyelundupan orang yang semakin hari semakin banyak. Kondisi ini membuat kami kewalahan menangani para imigran gelap di Kanim,” ungkapnya. (yud/c2/wdi)